Selasa, 23 Februari 2016

Harga karet Anjlok, membunuh petani karet di Desa Tanjung Medang secara berlahan

Anjloknya harga karet membuat perekonomian di desa Tanjung Medang kalang kabut, beberapa tahun silam harga karet mencapai Rp 25.000. Hal tersebut merupakan masa kejayaan petani karet, banyak orang bilang pada saat itu adalah masa-masa bahagia, tetapi sangat berbanding terbalik dengan keadaan sekarang ini, dimana petani karet menjerit karena terhimpit perekonomian. Sangat terasa sekali oleh paman saya, yang bekerja sebagai petani karet, yang membiayai 5 orang anak yang sedang menempuh pendidikan, SD dua orang, SMP satu orang, SMA dua orang, sangat merasakan sekali dampaknya. Masyarakat desa saya sebagian besar adalah petani karet, dan dari karetlah mereka mendapatkan sesuap nasi, membiayai kebutuhan sehari-hari. Berangkat subuh pulang sore merupakan aktivitas yang rutin dan tak terelakan. Sebagai petani karet merasa sangat diuntungkan disaat harga karet melonjak naik. Sehingga semangat atau etos kerja masyarakat semakin meningkat.

Harga karet anjlok, sampai kapan keadaan ini akan terus berlangsung, dan sampai kapan adik-adik didesa saya menahan hati untuk bisa membawa uang jajan kesekolah. Banyak sekali dampak yang dirasakan dari melonjaknya harga karet, tingkat kriminalitas semakin meningkat, kelaparan, stres, tingkat kebahagiaan masyarakat desa menurun. Banyak masyarakat yang berali profesi, bahkan bukannya profesi yang halal seperti yang diungkapkan oleh GL "saya rasanya ingin menodong saja kalau begini harga karet, sampai kapan kami seperti ini, dengan harga karet yang murah, sedangkan kebutuhan keluarga saya sangat banyak". Dari pernyataan telah jelas dampak yang dirasakan oleh masyarakat, ingin beralih profesi dengan tidak memiliki skill sehingga lari ke kriminalitas. Era teknologi yang semakin berkembang, harga pangan semakin naik, inflasi terjadi disegala bidang perekonomian, sangat tidak sebanding dengan keadaan petani karet atau pendapatan petani karet. Masyarakat dituntut untuk bisa berkembang dalam keadaan terhimpit.

Pasar pagi Gelumbang yang biasanya rame pembeli, kini terasa sepi, saking sepinya satu pembeli dapat berlari-lari ditengah-tengah pasar, bila dibandingkan dengan keadaan 4 tahun, pasar sesak oleh pembeli, ini menandakan perekonomian masyarakat desa mengalami peningkatan.

Harga karet sudah 4 tahun ini anjlok tetapi peran pemerintah belum ada atau belum adanya petanda-petanda, belum ada kebijakan-kebijakan yang menguntungkan petani karet, entah ini ulah oknum yang tak bertanggung jawab yang memainkan harga karet, yang mencari keuntungan diatasa penderitaan petani karet, setidaknya pemerintah memberikan angin segar kepada masyarakat, karena masyarakat tidak kuasa untuk menaiki harga karet, pemerintahlahnyang memiliki peran terhadap peningkatan harga kart, masyarakat sangat membutuhkan peran pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa disegala bidang, terutama bidang pertanian. Karena pertanian adalah mata pencarian sebagian besar masyarakat desa Tanjung Medang Kecamatan Kelekar Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Indonesia.